Kamis, 18 Maret 2010

Mesin MFO Beroperasi Juli

Media Alkhairat, Jum’at 19 Maret 2010

Mesin MFO Beroperasi Juli

PALU – Rencana pengadaan mesin berbahan bakar MFO (bukan solar) berdaya 20 MW yang sedianya selesai dan beroperasi pada Mei mendatang, tertunda hingga akhir Juli. Penyebab mundurnya pengoperasian mesin tersebut karena izin prinsip yang molor akibat pergantian direksi yang terjadi dalam internal PTPLN.

“Hampir rampung, penunjukan sudah, desain mekanik elektrik maupun desain sipil sudah selesai. Ya hanya tinggal izin prinsip yang molor akibat pergantian direksi saja. Tapi diusahakan proses percepatan cepat selesai akhir Juli,” urai Manager PT PLN Cabang Palu, I Nyoman Sujana, kepada media ini belum lama ini.

Salah satu penyebab lain adalah kontraknya yang tidak mudah dilakukan, prosesnya cukup panjang. Ini merupakan rencana jangka pendek untuk menutupi defisit yang terjadi di sistem kelistrikan Palu. Mesin sewa tersebut akan dikontrak selama empat tahun. “Kedepan kami tidak menggunakan mesin diesel, jadi mesin 20 MW ini merupakan solusi jangka pendek untuk menutupi defisit serta menunggu pembangkit yang akan beroperasi nantinya,” jelasnya.

Sementara itu, PH Manager PLN Palu, Nicolaas JD Tania mengatakan, keinginan pemerintah provinsi menggabungkan PLN Palu dengan PLN Sulbar agaknya sulit terpenuhi. Banyak persyaratan yang harus dipenuhi untuk menetapkan kantor wilayah. Namun, yang terpenting menurutnya adalah ketersediaan daya demi kesejahteraan masyarakat.

Dikatakannya, kebutuhan masyarakat akan listrik terus bertambah. Sejak tahun 1997, pemerintah provinsi belum membangun pembangkit. Ini yang harus dikejar untuk menutupi ketertinggalan growth natural yang naik setiap tahun. “Saat ini kira-kira yang harus dipenuhi untuk menutupi ketertinggalan adalah 25 persen. Ini pekerjaan yang harus segera difikirkan dan dituntaskan. Tidak penting dimana letak kantor wilayah, yang terpenting adalah kecukupan daya demi kesejahteraan masyarakat,” urainya.

Kedepan, system interkoneksi dipersiapkan untuk melancarkan ketersediaan daya untuk masyarakat pelanggan. Interkoneksi yang dimaksud adalah Makassar, Manado, Gorontalo, dan Sulteng. Saat ini diakuinya pembangunan transmisi telah melewati Marisa kearah Palu. “Jika system Palu kekurangan daya maka akan disuplai dari Makassar, Manado atau Gorontalo, sepanjang masuk dalam system interkoneksi, akan saling menutupi,” jelas Nico. (EGA)

Tidak ada komentar: