Rabu, 17 Februari 2010

Freeport Akan Buat Masalah Baru, *ANGGOTA DPRD SULTENG MENOLAK KEHADIRAN FI

Mdia Alkhairaat, Kamis 11 Februari 2010

Freeport Akan Buat Masalah Baru
*ANGGOTA DPRD SULTENG MENOLAK KEHADIRAN FI

PALU - Direktur Perhimpunan Bantuan Hukum Rakyat (PBHR) Sulawesi Tengah (Sulteng) Muhammad Masykur menilai, bila PT. Freeport Indonesia (FI) jadi mengelola tambang emas di Poboya, maka dipastikan akan timbul masalah baru. Penanganan tambang emas dipastikan akan semakin rumit. Jelas akan membawa persoalan yang lebih besar,” kata Masykur kepada Media ini, Rabu (10/2).

Menurut Masykur, kedatangan perwakilan PT FI menemuai Ketua Dewan Adat Poboya Ali Djaludin memiliki maksud tertentu. “Kalau tidak ada udang dibalik batu, untuk apa mereka hambur uang datang ke Palu,” tanya Theo, panggilan akrab Masykur.

Theo menyesalkan, bila betul ada perwakilan PT FI ke Palu tapi tak bertemu dengan pemerintah daerah serta masyarakat.

Anggota Komisi IV DPRD Sulteng Mustar Labalo menyatakan, bila benar perwakilan PT FI menemui dan memberikan cendera mata kepada Ketua Dewan Adat Poboya, maka hal itu tak lazim. “Sangat tidak lazim, apalagi disertai dengan pemberian cendera mata,” ujarnya.

Secara pribadi, Mustar menyatakan menolak kehadiran PT FI. Menurut dia, dengan masuknya investasi besar-besaran, akan berdampak pada masyarakat kota Palu secara keseluruhan dan cenderung dapat mengakibatkan masalah baru. “Masalah Freeport di Papua saja sampai saat ini belum selesai,” kata Mustar.

Anggota Komisi III Pembangunan Sakina Al Djufri menyatakan sependapat dengan penolakan Mustar. “Ya saya sependapat dengan Mustar. Selain berdampak pada ekosistem lingkungan, juga mempengaruhi masyarakat lokal itu sendiri,” imbuhnya.

Secara terpisah, anggota Komisi III DPRD Kota Palu Erman Lakuana menyatakan, kehadiran perwakilan PT FI menemui Ketua Dewan Adat Poboya tanpa sepengetahuan Pemerintah Kota dan DPRD Palu. (BANJIR/HADY/NANDAR).

Tidak ada komentar: