Kamis, 06 Mei 2010

PLTU Ancam Behenti Operasi

Media Alkhairaat, Kamis 6 Mei 2010

PLTU Ancam Berhenti Operasi

PALU – PT Pusaka Jaya Palu Power (PJPP), pengelola PLTU Mpanau mengancam berhenti operasi atau mati total (shut down) bila PLN tidak menaikkan harga beli listrik sebesar Rp 149/kwh. Mereka memberi batas waktu pada PLN hingga Senin (10/5) pekan depan. Bila tak diindahkan PLTU mati total.

Ancaman ini disampaikan Direktur Utama PT PJPP Wahyuni di Palu, Rabu (05/05) kemarin. Wahyuni mengatakan, selama tiga tahun beroperasi, PJPP merugi hinggaRp 85 miliar. Ini menyebabkan aliran uang (chas flow) perusahaan tak sehat. PJPP masih bertahan disebabkan supplier batubara masih bersedia memberikan hutang. Hutang PJPP untuk batubara mencapai Rp 32.804.282.221.

Sebenarnya sejak Maret 2010 lalu, supplier batubara mengancam tidak mengirim batubara, karena pembayaran hutang. Karena niat PJPP sangat besar untuk mengoperasikan PLTU, sehingga PJPP terpaksa membayar bunga pinjaman tinggi sebesar 6 persen perbulan kepada pihak ketiga. “Dengan melihat kondisi saat ini maka kami terpaksa akan melakukan stop beroperasi pada tanggal 10 Mei nanti. Hal ini dilakukan karena stok batubara diperkirakan hanya akan bisa bertahan sampai tanggal tersebut,” ujar Wahyuni.

Humas PT PLN Cabang Palu, Petrus Walasary mengakui belum mengetahui ancaman tersebut karena belum ada pemberitahuan resmi dari PLTU. Dikatakannya, jika memang Menteri ESDM menyetujui kenaikan tersebut, pihaknya pun akan melakukan sesuai dengan keputusan Menteri soal kenaikan harga tersebut. “Tinggal menunggu dari pusat saja, kami menjalankan keputusan,” singkat Petrus.

Menyikapi masalah tersebut, Walikota Palu Rusdy Mastura mengatakan, sebelumnya PJPP pernah meminta kenaikan harga pasokan listrik, namun permintaan kenaikan tersebut tidak berdasarkan harga pasaran barubara yang ada, sementara yang diinginkan PJPP kenaikkan harga pasokan listrik dapat menyesuaikan harga pasaran batubara.

Walikota mengakui, Pemkot tak bisa menghalangi niat PJPP karena dihadapi dengan kerugian besar. Bersama Gubernur Sulteng HB Paliudju, Walikota mengaku akan memperjuangkan permintaan PJPP ke PLN Pusat agar mendapat persetujuan.

“Jika sampai PLTU shut down maka kondisi Kota Palu dan sekitarnya gelap gulita. Karena dari penggunaan listrik yang ada 60 persen sumber listrik berasal dari pasokan PLTU, meski ada pasokan tambahan 10 MW akan didatangkan ke Kota Palu untuk atasi krisis listrik namun tetap tidak akan bisa menjamin dapat menuntaskan masalah listrik yang ada,” ujar Walikota Palu. (IRMA/EGA)

Tidak ada komentar: