Media Alkhairat. 30 januari 2009
Tolak Sutet , Warga Datangi DPRD
POSO- Sekitar 50 warga Desa Peura, Kecamatan Pamona Selatan, kabupaten Poso, Kamis (29/1) mendatangi kantor DPRD Poso. Mereka mendesak DPRD segera memanggil pihak yang berkaitan dengan pembangunan tower transmisi saluran untuk Tegangan Tinggi atau Sutet milik PT.PLTA .
Poso Energi yang merupakan grup perusahaan Bukaka milik Wakil Presiden Yussuf Kalla. Desakan warga terkait penolakan pembangunan dua unit tower, yakni tower 51 dan 52 yang akan di bangun ditengah pemukiman Penduduk di Desa Peura. Kedatangan warga secara tiba-tiba itu didampingi sejumlah LSM di Sulawesi Tengah seperti PRKP. LPS HAM, Serikat Tani Pamona dan YPAL. Setelah hampir 30 menit menunggu di beranda gedung DPRD Saweragading Pelima dan sejumlah anggota dewan lainnya di ruang paripurna.
Ditangah pertemuan tersebut., perwakilan para warga menyatakan aspirasinya meminta DPRD memanggil pihak yang berhubungan dengan pembangunan sutet Pemda Poso serta Aparat Keamanan. Pertemuan tersebut dirasa warga sangat mendesak karena sejak pertama kali rencana pembangunan tower Sutet pada tahun 2006, maka sejak itulah terjadi kesenjangan soial antara masyarakat setempat baik yang pro maupun yang kontra. Masyarakat khawatir akan terjadi pertumpahan darah bila ketegangan ini dibiarkan berlarut – larut.
,, kami sangat merasakan, sejak rencana pembangunan tower oleh Bukaka, telah terjadi kesenjangan sosial antar masyarakat dan antar keluarga, karena dilain sisi warga menolak. Sementara perangkat desa mendukung, jadi warga disana sudah terpecah ,” ujar Ibu Berty.
Pada dasarnya, warga tidak menolak pembangunan PLTA. Namun, warga hanya menginginkan pembangunan dua unit tower yang ada ditengah pemukiman penduduk Desa Peura segera dipindahkan menyangkut jaringan Sutet yang berada ditengah pemukiman dapat mempengaruhi kondisi kesehatan warga setempat. Apalagi, salah satu tower yang akan dibangun hanya sekitar 20 meter dari bibir danau POSO yang sering meluap.
Menurut Peturona dari Serikat Tani Pamona, keinginan warga Peura hanya satu, yaitu, pindahkan tower dari desa mereka ! ‘’ bila pemilik perusahaan tetap bertahan untuk membangun tower di Desa Peura, maka jangan salahkan bila aksi solidaritas untuk peura akan meluas yang datang dari seluruh penjuru Pamona ,” ujar peturona .
Salah satu desa yang telah resmi menyatakan dukungan untuk Peura adalah Desa Kelei yang berada dibagian selatan Pamona Timur yang mengikutkan perwakilannya menemui DPRD. Warga mendesak, masalah ini ditanggapi dengan waktu yang secepat-cepatnya.” Kami meminta DPRD menyelesaikan masalah ini dengan secepat-cepatnya, sebelum masyarakat mengambil tindakan dengan cara-caranya sendiri,” ujar Karel, perwakilan warga Desa Peura.
Anggota DPRD, Albert Bisalemba mengaku DPRD tidak akan diam melihat penderitaan warga dan akan perjuangan bersama menolak pmbangunan Sutet ditengah Desa Peura .” setelah kami mendengar seluruh keluhan warga, kami sebagai anggota DPRD tidak akan diam melihat masyarakat yang terus diintimidasi baik ileh perusahaan maupun polisi terkait rencana pembangunan tower ini ,” ujar Albert. Sementara itu ketua DPRD S.Pelima menyatakan akan segera memanggil pihak terkait diantaranya, pihak perusahaan, Pemda Poso, Kecamatan, kepolisian setempat (Polsek), Dinas Kesehatan Poso.” Kami jadwakan, besok (Jumat) tim Pembangunan tower tersebut dari hari Senin (2/2) kami akan undang pihak-pihak tersebut,’’ kata Pelima. (bandy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar