Selasa, 27 Januari 2009

Laporan Publik 2008



‘Tetap Kritis di Tengah Upaya Daerah Menggapai Mimpi dengan Membabat Hutan’

Kesimpulan

Upaya menggapai mimpi di tengah kondisi lingkungan yang tergedrasi memang adalah pekerjaan yang sangat berat dan dilematis namun pilihan instan yang memprioritaskan faktor ekonomi semata dan mengabaikan faktor lain justru sangat disayangkan.
Akses yang bear terhadap modal dengan mengorbankan kawasan hutan bukanlah pilihan bijak menjawab persoalan kesejahteraan masyarakat. Terbukti dengan kondisi perekonomian yang masih jauh dari yang diharapkan sementara luasan tutupan hutan semakin menyusut.

Selain itu di hampir semua daerah kabupaten dan kota membuktikan bahwa sektor pertanian ternyata masih merupakan andalan karena berkontribusi besar terhadap pendapatan asli daerah sampai dengan tahun 2008 ini. hanya saja yang sangat disayangkan justru sektor ini yang paling terancam setelah hutan dibabat karena keran investasi dibuka lebar untuk industri pertambangan dan perkebunan sawit yang rakus lahan.

Fakta bencana yang terjadi akibat penggundulan hutan yang massif seringkali menjadi faktor utama yang melumpuhkan aktivitas ekonomi masyarakat, sehingga sangat tidak bijak jika hal ini dibiarkan ataupun diabaikan sepanjang tahun.
Upaya daerah menggapai mimpi kesejahteraannya dikhawatirkan hanya akan menjadi sebuah mimpi buruk jika kondisi ini terus berlangsung dan berlarut-larut. Kesejahteraan itu pada akhirnya ibarat mimpi indah yang sangat mahal bagi daerah ini karena untuk menggapainya harus mengorbankan hutan dan suber daya alam lainnya dikuras.

Untuk itu Walhi sulteng dengan segala daya dan keterbatasannya tetap mencoba kritis di tengah situasi yang semakin kritis ini sebagai wujud konsistensi dalam komitmen memperjuangkan kebijakan yang pro rakyat dan pro lingkungan demi menggapai mimpi kesejahteraan yang adil dan berkelanjutan.***


Catatan :
Dokumen lengkap akan dikirimkan via japri silakan hubungi sulteng@walhi.or.id

Tidak ada komentar: