Media Alkkhairaat, Jum’at 23 April 2010
JK: PLTA Sulewana Obsesi Saya
*DI PALU, JK MINTA PMI SIAGA BENCANA
POSO – Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sulewana Poso, adalah obsesinya. Jika obsesi ini lahir setelah JK menginisiasi dan memfasislitasi perdamaian di Poso.
“Ini proyek obsesi saya,” kata mantan Wapres Jusuf Kalla saat turun dari mobil begitu tiba di lokasi PLTA Sulewana, Pamona Utara, Kamis (22/4).
Dengan muka cerah penuh senyum, Jusuf Kalla menjelaskan kenapa proyek PLTA kapasitas 185 MW ini menjadi obsesi hidupnya. “Dulu saya damaikan Poso. Orang akan bisa terus berdamai kalau ekonomi meningkat. Dan listrik inilah intinya,” kata Jusuf Kalla. Kehadiran Jusuf Kalla ke lokasi PLTA Sulewana bersama lima “dinasti” Kalla dari dua generasi. Dengan menggunakan pesawat pribadi BAE 124-200 dalam rombongan Jusuf Kalla juga ikut adik-adiknya Suhaeli Kalla, Ahmad Kalla, Halim Kalla, dan putranya Solikin Kalla.
“Baru kali ini enam Kalla bersama satu pesawat,” kata Jusuf Kalla saat dalam penerbangan dari Halim Perdana Kusuma ke Bandara Kasiguncu Poso.
Menurutnya, PLTA Sulewana dijadwalkan selesai akhir tahun 2010 dan akan mensuplai wilayah Tentena, Palu dan Palopo. Pembangunan PLTA Sulewana dimulai sejak 2003 dan dibangun oleh PT Poso Energi, salah satu anak perusahaan PT Bukaka Teknik Utama. “Kita mulai proyek ini tanpa ada bank yang membantu. Ini tidak menggunakan dana APBN,” kata Jusuf Kalla.
Proyek PLTA Sulewana ini, sambungnya, merupakan salah satu bukti bahwa bangsa Indonesia sebenarnya membangun dengan kemampuan diri sendiri. Jusuf Kalla menegaskan bahwa apa yang dilakukannya merupakan bukti nyata dari apa yang selama ini diucapkan. “Saya tidak omong saja, saya bukti,” kata Jusuf Kalla. PLTA ini menggunakan air dari danau Poso yang melalui sungai Poso.
Saat berkunjung di Palu, JK meminta PMI selalu siap dan siaga dalam menghadapi setiap bencana dan kemungkinan bencana yang terjadi kapan saja dan dimana saja. Menurut JK, PMI tidak boleh menghindar bila ada bencana. Tapi yang penting dilakukan adalah mengelola dampak bencana yang timbul. (PATAR/ANT)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar