Radar Sulteng
Rabu, 22 Juli 2009
Warga Poboya Diminta Tak Mudah Percaya
Soal Rencana PT CPM Mengekplorasi Tambang Emas
PALU - Rencana ekplorasi tambang emas berskala besar di Poboya yang akan dilakukan PT Citra Palu Mineral (CPM), harus disikapi dengan hati-hati. Masyarakat di sekitar lingkar tambang Poboya, agar tidak mudah percaya begitu saja terhadap penjelasan PT CPM. Masyarakat harus aktif meminta penjelasan, termasuk soal informasi dampak yang diakibatkan dari aktivitas pertambangan berskala besar di tempat tersebut, sebelum semua telah terintegrasi dalam justifikasi analisa dampak lingkungan (Amdal).
Kepada Radar Sulteng, Kepala Divisi Advokasi dan Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Sulawesi Tengah (WALHI Sulteng), Andika Setiawan, mengimbau kepada masyarakat Poboya untuk tidak begitu saja memercayai penjelasan PT CPM. Sebagai warga yang paling mendapatkan dampaknya atas aktivitas ekprorasi tambang emas secara besar-besaran tersebut, harus terus menerus aktif meminta penjelasan, termasuk mengenai informasi dampak yang diakibatkan dari aktivitas pertambangan tersebut.
“Masyarakat lingkar tambang Poboya berhak mendapatkan informasi yang benar mengenai dampak yang diakibatkan dari proses pertambangan. Sebab sudah menjadi rahasia umum bahwa setiap perusahaan yang ingin beroperasi selalu melakukan pendekatan manis terhadap masyarakat dan sebisa mungkin memberikan penjelasan yang sangat positif,” katanya.
Andika mengungkapkan, PT CPM yang kepemilikan sahamnya dikuasai oleh PT Bumi Resources (BUMI), sampai saat ini selalu berdalih bahwa belum saatnya membicarakan mengenai dampak dalam setiap sosialisasinya. Bahkan katanya, hampir tidak pernah dijelaskan soal maksud dan tujuan secara mendetail persoalan dampak yang diakibatkan dari proses ekplorasi tersebut. Selama ini, mereka hanya menjanjikan soal masa depan masyarakat lingkar tambang Poboya dari sisi eknomi sebagai dalih untuk memudahkan proses pengeboran yang akan dilakukan.
Lebih dari itu lanjut Andika, informasi lain yang juga sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat Poboya, bahwa PT BUMI juga memiliki Kontrak Karya pada konsesi pertambangan seluas 38.889 hektar di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Konsesi tersebut katanya, terdiri dari enam blok terpisah, dimana prospek Poboya memilliki potensi terbesar dan bernilai ekonomis cukup tinggi terhadap laba perusahaan.
“Perhitungan awal sumber daya geologi, menunjukkan bahwa potensi kandungan emas sebanyak dua juta ons emas. Pada tahun 2008 kemarin, PT CPM telah melakukan studi ekonomi, sosial, kesehatan dan lingkungan untuk mempersiapkan program pengeboran yang mendetail,” terang Andika.
Oleh karena itulah, kata dia, yang harus dilakukan saat ini diperlukan adanya peran serta pemerintah untuk memonitoring rangkaian aktivitas PT CPM secara obyektif dan tegas. Sehingga keadilan informasi yang diperoleh masyarakat lingkar tambang poboya, khususnya masyarakat Kota Palu secara keseluruhan, karena ini berkaitan dengan masa depan Kota Palu yang hanya berjarak sekitar kurang lebih 7 kilometer dari blok 1 konsesi tambang emas poboya tersebut.
“Apalagi Konsesi PT CPM belum masuk dalam dokumen Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP), harusnya PT CPM belum boleh beraktivitas sama sekali termasuk eksplorasi lanjutan karena RTRWP masih dalam pembahasan,” demikian tegas Andika. (yon)
1 komentar:
PT. Bumi Resources adalah dominasi imprealisme melalui komporador dalam negeri....maka dari itu kawan lawan...
Posting Komentar