Radar Sulteng Rabu, 29 Juli 2009
Dishut Kampanyekan Indonesia Menanam
*Tanam 100 Bibit Pohon di Walangguni
PALU- Kampanye Indonesia Menanam (KIM) Tahun 2009 mulai digalakkan. Kemarin (28/7) Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Sulteng menggelar seremoni penananam 100 bibit pohon di wilayah Walangguni, Kelurahan Talise, Palu Timur.
Seremoni Kampenye Indonesia Menanam Tahun 2009 ditandai dengan penanam pohon secara simbolis oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulteng Ir Nahardi MM. Kemudian diikuti oleh Sekretaris Dewan Kota Palu Drs Hidayat Lamakarate, Lurah Talise M Habil Akbar serta anggota Kelompok Tani Nompe Singgani. Menurut ketua panitia KIM 2009 Dios S.Hut, 100 bibit pohon terdiri dari bibit ebony, jati, nangka, dan kemiri.
Kadishut Sulteng Nahardi mengatakan, Kampanye Indonesia Menanam bisa diartikan sebagai kampanye Talise Menanam atau kampanye Palu menanam. Ini dimaksudkan agar KIM 2009 dapat digelorakan kepada masyarakat Talise khususnya dan masyarakat kota Palu umumnya sehingga timbul semangat untuk menanam poohon.
‘’Kampanye ini dimaksudkan untuk membangun kesadaran dan timbul semangat atau gairah di masyarakat untuk menanam pohon apa saja yang bisa bermanfaat bagi bumi. Minimal satu orang satu pohon,’’ kata Nahardi yang dihubungi kepada koran ini usai pencanangan KIM 2009.
Dia menambahkan, dengan semangat menanam yang tumbuh di hati seluruh masyarakat untuk menanam pohon diharapkan dapat memperbaiki kualitas lingkungan. Menurutnyam kualitas lingkungan maupun sumber daya alam mengalami penurunan sehingga berdampak buruk terhadap masyarakat.
Karena itu pemerintah sejak tahun lalu mencanangkan Kampanye Indonesia Menanam, minimal satu orang satu pohon. Memang, katanya, manfaatnya tidak akan langsung terasa. Karena itu diperlukan pihak-pihak yang peduli untuk melakukan pengawasan, pemerliharaan terhadap pohon-pohon yang ditanam.
Dia mengatakan pihak Dishut Provinsi Sulteng telah menyampaikan KIM 2009 di daerah-daerah dan diharapkan dilakukan gerakan penanaman bibit pohon seperti yang dilakukan di Walangguni. Dia mengharapkan seremoni penanaman bibit pohon dapat terus berlanjut dengan tindakan pemeliharaan dan pengawasan. ‘’Jangan hanya menanam saja. Harus ada tindak lanjutnya berupa pengawasan dan pemeliharaan,’’ ujarnya.
Nahardi menilai, dipilihnya Walangguni sebagai lokasi penanaman 100 bibit pohon dalam rangka KIM 2009, merupakan langkah yang tepat. Dia menilai tanah di daerah itu tidak kritis, melainkan krisis air.
Lurah Talise M Habil Akbar mengakui ketersediaan air menjadi masalah di Walangguni. Namun belakangan ini masalah itu mulai dapat diatasi oleh petani sendiri. Kata dia, petani secara swadaya mengadakan pengairan dari sumber air Poboya dan patungan menyewa penampung. ‘’Dengan cara itu masalah ketersediaan air sedikit sudah bisa diatasi,’’ katanya.(sya/adv)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar