Rabu, 26 Januari 2011

WALHI TANTANG BATARA TERKAIT PENOLAKAN CPM

WALHI TANTANG BATARA TERKAIT PENOLAKAN CPM
Kamis, 20 Januari 2011 22:08

PALU (20/1) -Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulteng menantang komitmen Barisan Muda Tara (Batara) untuk benar-benar menolak PT Citra Palu Minerals (CPM). Hal tersebut dikatakan Direktur Eksekutif Walhi Sulteng, Wilianita Silviana dalam diskusi soal pertambangan di Sulteng, Kamis (20/1) di restoran Kampung Nelayan.
“Kalau memang teman-teman penambang berkomitmen, kita mendukung dan akan tetap melihat perkembangannya, tanpa ada kesepakatan-kesepakatan lain dibelakang,” kata Lita, panggilan akrabnya. Walhi sendiri masih tetap mempertahankan komitmennya untuk menolak CPM di lokasi pertambangan Poboya. Sebab menurut mereka, tak ada fakta bahwa pertambangan yang dikelolah perusahaan bisa menyejahterakan rakyat. Lita yang saat itu menjadi pembicara juga mengaku aneh dengan pemerintahan saat ini, yang masih terus mengeluarkan izin untuk pertambangan di daerah-daerah. Kewenangan yang dimilki pemda berdasarkan undang-undang otonomi daerah justru menjadi keleluasan daerah untuk mengeksploitasi daerahnya.

Sementara itu, Ketua Batara, Agus Walahi saat dikonfirmasi mengatakan, penolakan terhadap CPM adalah harga mati. Ia mengaku pihaknya siap dengan segala konsekwensi untuk menolak CPM. “Kami memang dilematis, seolah-olah diperhadapkan dalam pilihan-pilihan yang pragmatis. Diperhadapkan dengan persoalan hokum yang rumit, dan memaksa kita memilih sikap yang pragmatis juga. Yang pasti, kami menolak,” katanya.

Sebelumnya, Agus saat diberi kesempatan berbicara mengaku ia tetap berkomitmen dengan mempertahankan tambang rakyat daripada perusahaan. Sebab jika dirunut, kepentingan perusahaan juga adalah kepentingan asing. Ia mengakui, kalau diperhadapkan dengan persoaln hukum pihaknya bisa jadi melanggar. Tapi perlu diperhitungkan, bahwa keberadaan masyarakat penambang adalah untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja, berbeda dengan perusahaan.

Diskusi yang berlangsung selama dua jam tersebut diikuti puluhan peserta dari kalangan pemerintah, LSM dan masyarakat Poboya. Selain Litha, juga hadir sebagai pemateri di antaranya Dedi Irawan dari Yayasan Pendidikan Rakyat, Andika dari Jaringan Advokasi Tambang (Jatam). (BP20/BP004)

Tidak ada komentar: