Selasa, 25 Januari 2011

AKSI PROTES PEMBALAKAN LIAR BERAKHIR RICUH

AKSI PROTES PEMBALAKAN LIAR BERAKHIR RICUH
Selasa, 25 Januari 2011

BERITA PALU.com
AMPANA (24/01) - Aliansi Brantas (Barisan Anti Korupsi) yang tergabung dari mahasiswa dan LSM, LBH Poso, Aman Togean, melakukan aksi terkait maraknya kasus ilegal logging dan destruktif logging yang terjadi di wilayah Kabupaten Tojo una-una. Koordinator lapangan Fadel melalui ponselnya Senin, (24/1) mengungkapkan, aksi yang berlangsung di halaman kantor DPRD Kabupaten Tojo Una-una akhirnya ricuh.



Menurut Fadel aksi yang dilakukan oleh Aliansi Brantas mendapatkan perlakuan keras oleh Kapolres Tojo Una-una AKBP Zainal Abidin SIK Msi bersama anggotanya. Tiga orang aktivis berantas mengalami pemukulan dari aparat kepolisian. Mereka yang dipukul adalah Haikal Al-Idrus, Fadel Lasawedi, dan Khunaif Ruana. Mereka digiring dari mobil sound pick up. ketika masa aksi ingin menerobos masuk ke gedung DPRD. “Kejadian ini terjadi di halaman kantor DPRD Touna, dan juga sempat disaksikan oleh beberapa anggota dewan Touna, ketika massa aksi mendapatkan perlakuan yang represif oleh anggota Polres Touna,'' ujar Fadel.

Lanjut Fadel Setelah kejadian pemukulan terjadi anggota dewan menerima aliansi untuk mendengarkan aspirasi dari aliansi di gedung pertemuan DPR, aliansi Brantas merasa tidak puas karena mereka mendapatkan perlakuan tindakan kekerasan dari aparat kepolisian ini dilakukan di depan anggata dewan Touna.

Atas peristiwa tersebut Brantas menuntut Kapolres Touna untuk mundur, mendesak anggota DPR tojo una-una untuk melaporkan kasus ini ke Polda, karena masyarakat Tojo Una-una tidak percaya lagi dengan kepolisian Resort Touna. Mahasiswa juga mengutuk keras tindakan aparat kepolisian yang represif terhadap masa aksi dan melaporkan insiden ini ke Polda Sulteng dan Mabes Polri.

Sementara itu Kapolres Touna AKBP Zainal Abidin yang dihubungi membantah insiden pemukulan seperti itu.

Menurutnya, pengunjuk rasa saat itu yang berusaha untuk memasukkan mobilnya ke dalam lobi kantor DPRD. Sementara lobi tersebut kecil dan curam jika kendaraan yang penuh dan berisi loudspeaker akan menimpa pengunjuk rasa yang akan merugikan pengunjuk rasa itu sendiri. “Tetapi pengunjuk rasa ngotot dan mendorong saya,” kata kapolres.

Sementara itu Kapolda Sulteng Brigjen Dewa Parsana, yang dihubungi melalui via ponselnya, mengatakan dirinya baru saja mengkonfirmasikan peristiwa itu kepada Kapolres Touna. Dia meminta kepada Kapolres Touna agar meluruskan masalah itu. (bp024/bp009)

Tidak ada komentar: