Rabu, 26 Januari 2011

ALASAN KEAMANAN TIDAK TERJAMIN, PT. POSO ENERGY BATALKAN PERTEMUAN DENGAN WARGA PEURA

ALASAN KEAMANAN TIDAK TERJAMIN, PT. POSO ENERGY BATALKAN PERTEMUAN DENGAN WARGA PEURA

Rabu, 26 Januari 2011 20:54

Peura-Pamona Puselembah
Pertemuan antar warga Desa Peura dengan PLTA PT. Poso Energy pada Rabu, 26 Januari 2011 batal total. Pihak PLTA tidak bersedia hadir dengan alasan tidak adanya jaminan keamanan. M. Kusmana selaku Kadiv Comdev/Humas dalam suratnya menegaskan pihak Perusahaan tidak akan hadir dengan alasan keamanan dan netralitas pertemuan tidak terjamin serta 7 alasan lainnya diantaranya :

1. Tidak ada unsur Tripika.
2. Kades tidak mengetahui adanya pertemuan di wilayahnya. Konfirmasi ke desa bahwa pimpinan desa tidak tahu tentang pertemuan. Idealnya undangan diterbitkan Kades karena melibatkan semua masyarakat desa.
3. Undangan Tidak di cap.
4. Tidak ada tembusan, surat ditujukan kepada siapa saja.
5. Tidak jelas apakah sudah ada izin pertemuan dari Kepolisian.
6. Pihak FPR menyatakan akan mengundang semua stakeholder.
7. Unsur Tripika memberikan info tidak bisa hadir karena berbagai hal.

Dommy Lamondja Koordinator FPR (Front Perjuangan Rakyat) yang di konfirmasi mediaposo.com terkait kegagalan pertemuan itu menyebut alasan PT. Poso

Warga Peura Menunggu Kehadiran PT. Poso Energy di Balai Desa Peura
Energy untuk tidak hadir itu mengada ada. “Surat kami dipermasalahkan tidak ada cap, tapi di surat yang dikirim PT. Poso Energy ini justru juga tidak ada cap, dan tidak ada Kop Surat sebagaimana layaknya surat resmi. Padahal surat FPR bukan baru surat pertama, tetapi surat kedua dari surat Protes FPR terhadap aktifitas PT.Poso energi yang tetap melaksanakan pembangunan tower di areal pemukiman warga yang di mulai lagi pada tanggal : 4 januari 2011, yang kurun waktu 4 tahun silam terjadi penolakan warga desa peura atas pembangunan tersebut. Surat Protes aktifitas PT.Poso Energi tersebut ditujukan kepada, Bupati Poso, DPRD Kab Poso, Kapolres Poso, Dandim 1307 Tadulako, Danyon 714 Sintuwu Marosso. Jadi sekali lagi kami dan warga Peura merasa di kerjain oleh perusahaan” Tegas Dommy.

Kekecawaan yang sama juga di ungkapkan Arifin Lakiboi Ketua Badan Perwakilan Desa Peura ini, mengingat pertemuan itu sangat penting untuk segera ditemukannya solusi atas permasalah terkait penolakan warga atas rencana pembangunan Tower SUTET “Saya sangat kecewa karena mereka tidak menghargai undangan itu. Apapun hasilnya hadirlah untuk mendengarkan putusan rapat pada hari ini, untuk masalah keamanan, toh dihari hari sebelumnya mereka juga sudah hadir di desa kami. Namun tidak pernah kami membuat hal hal yang anarkis. Saya kira masalah keamanan itu terjamin di desa kami ini” Tegas Arifin Lakiboi.

Betty Penone mengatakan warga sudah sangat mengantungkan harapan yang tinggi atas pertemuan itu untuk mencapai solusi dari permasalahan yang ada khususnya untuk merajut kembali tali kekeluargaan diantara warga yang kini terbelah dalam dua kelompok yang setuju dan tidak setuju “Disini karena rencana pembangunan Tower PLTA, antar kakak adik, antar sepupu sudah tidak baku tegur, jangankan di keluarga, di jemaat gereja saja sudah ada yang ingin membentuk kelompok kebaktian baru hanya karena beda pendapat” Ujar Betti dengan nada sedih.

Yophy Hary Direktur YPAL (Yayasan Panorama Alam Lestari) Tentena kepada mediaposo.com menjelaskan Pertemuan antar warga desa Peura dengan Managemen PT. Poso Energy pada hari Rabu ini (22/1) merupakan rekomendasi dari pertemuan sebelumnya pada 22 Januari 2011 di Poso Kota . "Pertemuan pada tanggal 22 Januari itu di fasilitasi oleh POSO STUDY CLUB, atas inisiasi dari KOMANDAN KODIM 1307 TADULAKO dan DANYON 714 SINTUWUMAROSO, merupakan keprihatinan dari keterpurukan kondisi sosial masyarakat sejak dari tahun 2006 – 2011 akibat dari pihak PT.Poso Energi tetap memaksakan pembangunan Titik Tower di arel pemukiman warga" Ujar Yopy. Menurutnya dalam pertemuan yang dilaksanakan dengan penuh rasa kekeluargaan tersebut menghasilkan empat rekomendasi, yaitu :

1. PT. POSO ENERGI beritikat baik untuk memindahkan titik pembangunan Tower dimana saja sesuai dengan keputusan warga desa peura, sebagai bentuk solusi agar tidak ada lagi pertikaian antar warga desa peura serta dapat memperlancar proses pembangunan Tower tanpa ada lagi penolakan dari warga desa
2. Tidak ada konsekwensi logis kepada warga desa peura terhadap pemindahan titik tower tersebut, misalnya : biaya biaya yang telah di keluarkan dalam pembelian tanah, konpensasi yang telah di berikan kepada beberapa warga peura dan pemindahan tower titik 48,49,50 yang telah terbangun apabila terjadi perubahan titik koordinat aliran sutet
3. Pihak PT.Poso energi tetap bertanggungjawab atas setiap tower yang dibangun bahkan jika terjadi bencana dikemudian hari.
4. Pertemuan itu akan ditindaklanjuti dengan pertemuan bersama masyarakat di desa peura dengan pihak PT Poso Energi ( 26 /01/2011), serta perwakilan masyarakat yang hadir memberi jaminan atas keamanan pihak perusahaan jika datang pada pertemuan yang dimaksud.

Ketika dikonfirmasi terkait dengan kemungkinan pemindahan Tower 51 dan 52 ke arah pegunungan yang berjarak sekitar 500 meter dari pemukiman warga itu oleh Alimuddin selaku pejabat Manager Project PT. Poso Energy mengakui akan berkosekuensi pada kemungkinan akan keterlambatan beroperasinya PLTA Poso sekitar Juni 2011. “akan ada keterlambatan antara 3-4 bulan, karena kami harus membangun 3 Tower di lokasi yang baru”. Selain berkonsekuensi pada waktu, perubahan lokasi itu juga akan berkonsekuensi pada penambahan biaya mengingat setiap Tower yang dibangun membutuhkan anggaran diatas 1 Milyar rupiah.

Tidak ada komentar: