Selasa, 01 Oktober 2013

Pemerintah Tak Peduli, Warga Podi Gatal – gatal

Sampai saat ini penetapan tersangka bos PT Arhta indojaya abadi (AJA) tidak di tindak lanjuti dengan penahanan tersangaka, alasan satu – satunya karena berada di luar kota. Padahal kita tahu sendiri bahwa pihak kepolisian bisa menggunakan jaringanya yang berada diluar daerah, dalam kasus berbeda nazarudin pun yang berada diluar negara bisa dengan muda diciduk dan dibawah ke Indonesia.

Atas dasar itulah maka walhi menilai bahwa polda sulteng lamban dalam menangani kasus ini, ungkap divisi kampanye dan advokasi walhi sulteng, Aries bira. Sementara warga podi masih terus menunggu perkembangan kasus ini, informasi terbaru yang di dapatkan walhi sulteng bahwa warga masih menutup akses masuk ke pertambangan PT AJA.Sementara itu Elim somba staf alhi gubernur sulteng mengatakan bahwa pemerintah telah membentuk tim  untuk menindak lanjuti laporan yang di sampaikan oleh fron perjuangan kedaulatan rakyat (FPKR) beberapa waktu lalu, sudah ada tim yang turun mengecek langsung kelapangan yaitu dinas kehutanan dan badan lingkungan hidup, saat ini kami masih menunggu  laporan dari tim, tegas Elim, saat menemui masa pada perayaan hari tani tanggal 24 september 2013, oleh FPKR.

Sementara itu warga podi saat ini menderita gatal – gatal akibat mengkonsumsi air yang telah tercemar dari limbah perusahaan, Muhamad Irsan, dari Yayasan Merah Putih, yang mengadvokasi warga Podi mengatakan, Sungai Kafekai merupakan satu-satunya sumber mata air bersih warga Dusun II. Ia sering dipakai untuk keperluan mandi hingga air minum. Sejak kehadiran Arthaindo,  sekitar delapan bulan lalu, warga mulai resah.  Dalam satu bulan ini, sungai warga ini sudah terkena dampak.

Air Sungai Kafekai sudah tercemar limbah perusahaan. Terbukti, warga mulai diserang gatal-gatal ketika menggunakan air dari sungai. Tubuh warga gatal-gatal bintik-bintik merah, bahkan sebagian besar sampai kemaluan mereka. “Badan Nasional Penanggulangan Bencana di Kabupaten Tojo Una-una sudah melansir Sungai Kafekai kini sudah tidak layak digunakan,” katanya, Selasa (17/9/13). Tercatat ada sekitar 60 arang yang menderita gatal – gatal, tambah irsan.

Irsan sendiri mengatakan tidak satu pun masyarakat podi yang mengetahui ada kunjungan dari pemerintah, maka dari itu kami akan menunggu hasil laporan dari tim yang di turunkan jika ada warga podi yang sebutkan mengetahui, maka itu perluh di klarifikasi warga yang mana? Ungkap ican sapaan akrabnya. (ab)

Tidak ada komentar: