Minggu, 04 Juli 2010

Media Alkhairaat, Senin 5 Juli 2010

TERKAIT PENAMBANGAN EMAS
Pemkab Parigi Moutong Diminta Peka

PALU – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi Sulteng) berharap pemerintah daerah Kabupaten Parigi Moutong tidak kecolongan dalam mengatasi pertambangan rakyat seperti yang terjadi di Poboya sekarang ini.

“Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong harus mengontrol ekspansi tromol dan para buruh pemburu emas yang sekarang sudah ada di kabupaten tersebut, untuk mengantisipasi hal-hal yang kita tidak inginkan, sehingga proses identifikasi dan pengawasannya nanti bisa terlaksana dengan baik,” kata Kepala Divisi Advokasi dan Kampanye Walhi Sulteng, Gifvents Lasimpo dalam rilisnya, Ahad (4/7).

Menurut Gifvents, terjadinya ekspnsi tromol diakibatkan tidak pekanya pemerintah dalam melihat gejala sosial yang terjadi sehingga pemerintah kalang kabut dalam mengatasi masalah yang timbul, apalagi permasalah tersebut rawan dengan konflik sehingga diperlukan intervensi langsung dari pemerintah dalam hal pengaturannya.

Dia menambahkan, masalah ini timbul seperti disengaja karena semua areal yang diekspansi oleh penambang tromol adalah konsesi PT Citra Palu Mineral, yang sampai saat ini belum melakukan eksplorasi.

“Ini menimbulkan pertanyaan, dari mana para penambang emas ini mengetahui bahwa daerah tersebut ada kandungan emasnya, padahal masyarakat setempat tidak pernah mengetahuinya,” katanya.

Dia berharap, Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong lebih peka dalam melihat gejala sosial tersebut agar tidak terjadi perubahan produksi dari masyarakat petani menjadi buruh pemburu emas yang hidupnya berpindah-pindah, karena tanah yang dikelolah sebelumnya sudah rusak dan tidak subur lagi untuk dipakai bertani. (RAHMAN)

Tidak ada komentar: