Jumat, 05 Desember 2008

YLK: Pengawasan PLN Lemah

Media Alkhairat, Senin 1 Desember 2008
YLK: Pengawasan PLN Lemah
Palu – Direktur Yayasan Lembaga Konsumen (YLK) Sulawesi Tengah Salman Hadiyanto mengatakan, sistem pengawasan yang dilakukan PT PLN Cabang Palu memang masih sangat lemah.
“Pemasangan sambungan baru secara resmi ditutup, namun orang yang butuh listrik melakukan segala cara, termasuk sejumlah oknum PLN yang juga mau meraup untuk banyak,” kata Salman Ahad (30/11) pada Media Alkhairat.
Kata Salman Hadiyanto, masalah penyambungan liar yang dilakukan sejumlah oknum internal PLN dengan melibatkan pihak ketiga, mungkin sudah terjadi sejak lama. Akan tetapi baru kali ini terungkap berdasarkan data-data temuan dilapangan.
Disisi lain hal itu bagi masyarakat bukan hal merugikan bagi mereka, karena memang mereka butuh pasokan listrik yang digunakan untuk menyalakan lampu-lampu mereka pada malam hari dan saat kerja.
Hal tersebut sangat sejalan dengan keinginan segelintir orang, yang juga butuh uang meskipun dengan jalan yang improsedural. Namun dari semua peristiwa tersebut, kata Salman, belum beberapa bobroknya jika dibandingkan banyaknya oknum yang terima uang dari konsumen namun hingga saat ini listrik yang dijanjikan belum juga tersambung ungkapnya.
Dari sejumlah temuan tersebut, mestinya pihak PLN dapat belajar lebih giat lagi utamanya terkait masalah pengawasan oknum-oknum yang ada ditubuh PLN sendiri. Jika hal tersebut ditelisik lebih dalam, lanjut dia, tak menutup kemungkinan bahwa masalah ini juga bisa terjadi pada Cabang PT PLN di seluruh Indonesi.
“Mana mungkin hal ini hanya terjadi di Palu, sebab memang dari dulu PLN tak pernah diaudit,” katanya.
Salman berharap dengan adanya masalah tersebut, PLN bisa mengetahui sejauh mana kekeliruan dan kekurangan pengawasan yang dilakukan oleh orang-orangnya selama ini. Ini merupakan peristiwa terburuk yang dilakukan PLN untuk saat ini. Kedepan pengelolaan managemen PLN dapat diubah, tujuannya untuk benar-benar menjadi produsen listrik yang baik agar konsumenpun merasa dihargai.
“Jika hal buruk ini terus terjadi, maka jangan salahkan jika masyarakat menuntut bahkan bersifat sedikit anarkis dalam meluapkan kekecewaannya terhadap pelayanan yang dilakukan PLN,” tandasnya. (Syarif)

Tidak ada komentar: