Senin, 27 April 2009

Peringatan Hari Bumi di Palu Bumi Sulteng Sudah Parah

Media Alkhairat, Kamis 23 April 2009
Peringatan Hari Bumi di Palu
Bumi Sulteng Sudah Parah
Palu – Sejumlah aktifis lingkungan yang tergabung dalam masyarakat peduli lingkungan (Ampela) dalam peringatan hari bumi internasional di Palu Sulawesi Tengah Rabu (22/4) membagi-bagikan bibit pohon ebony kepada warga Kota Palu.
Ampela yang di motori Walhi Sulteng, Jatam dan KPPA ini membagi-bagikan bibit ebony atau kayu hitam ini usai melakukan orasi di kantor Gubernur jalan Sam Ratulangi.
Pembagian bibit tersebut di sambut antusias warga hanya saja bibit yang dibagikan amat terbatas. Belasan bibit saja.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (ED WALHI) Sulteng, Wilianita Selviana, menyampaikan bencana alam seperti tanah longsor dan banjir di Sulteng yang terjadi saban bulan ini akibat pengelolaan sumber daya alam yang sudah diluar ambang batas kewajaran.
Dia mencatat dalam 2008 sampai awal 2009 ini banjir dan tanah longsor di Sulteng terjadi sebanyak 50 kali akibat pembabatan hutan untuk kepentingan perkebunan kelapa sawit dan pembukaan ladang pertambangan.
“Kabupaten Morowali, Tojo Una-uana dan Tolitoli menjadi sengsara karena areal hutan sudah rusak,” katanya.
Karena itu, Dia menyerukan untuk menghentikan illegal logging, ekspansi tambang dan industry besar kelapa sawit, Walhi juga menuntut pengakuan atas hak-hak masyarakat adat, mengehentikan diskriminasi, teror dan intimidasi terhadap petani, serta menghentikan aktifitas penimbunan laut.
“Kondisi bumi, Sulteng sudah begitu memprihatinkan. Rakyat tidak lagi hidup dengan tenang karena separuh dari kekayaan Negara telah digadaikan kepihak asing. Empat juta hektar hutan di Sulteng, setengahnya bahkan telah dikapling oleh pemodal asing,” ujarnya.
Di Poso puluhan mahasiswa Universitas Sintuvu Maroso, melakukan aksi demonstrasi untuk memperingati hari bumi. Mereka yang sebagian besar tergabung dalam komunitas pencinta alam Unsimar, mengajak warga Poso untuk peduli terhadap lingkungan. Dalam orasinya mahasiswa acap kali meneriakkan mari selamatkan bumi kita.
Menurut mereka, kerusakan lingkungan, berkurangnya kekuatan lapisan ozon dan banyaknya bencana alam yang terjadi, adalah akibat kurangnya kesadaran manusia, memiliki fungsi utama dalam menjaga kelestarian alam. (joko/rahmat/syarif/mitha)

Tidak ada komentar: