Senin, 22 Juni 2009

Proyek Senoro Dikaji Ulang

Media Alkhairat, Jum’at 19 Juni 2009
Proyek Senoro Dikaji Ulang
Jakarta – BP Migas akan mengevaluasi ulang semua hal yang berkaitan dengan proyek Senoro Donggi pasca dikeluarkannya keputusan Wakil Presiden mengenai alokasi seluruh gas Senoro untuk pasar domestic.
Hal disampaikan Kepala BP Migas R Priyono dalam pesan singkatnya kepada detik Finance, Kamis.
“Kita mau evaluasi dulu semua aspek tentang DS sehubungan dengan keputusan Wapres,” kata Priyono.
Saat ditanya apa BP Migas tetap akan keluarkan SAA setelah keluarnya keputusan JK, Priyono menyatakan yang diperlukan saat ini kepastian soal proyek ini jadi atau tidak.
“Pertanyaannya, apakah dengan dikeluarkannya SAA kemudian kebijaka bisa jadi ekspor? Jadi yang harus diselesaikan kepastian proyek ini jadi apa tidak?” jelasnya.
Sementara Medco Energi yang merupakan salah satu pemegang saham dalam proyek itu merasa sudah mengajukan usulan terbaik, yaitu dengan mengekspor sebagian gas. Demikian disampaikan Direktur Proyek PT Medco Energy Internasional, Lukman Mahfoedz dalam pesan singkatnya kepada detik Finance.
“Saya berpendapat bahwa masalah ini hendaknya dilihat secara jernih oleh semua pihak. Opsi yang kita usulkan adalah opsi yang terbaik untuk komersialisasi dari lapangan marginal di Sulawesu Tengah yang sudah 28 tahun,” katanya.
Menurut Lukman tidak mudah mengembangkan proyek gas Senoro secara ekonomis dengan cadangan gas yang hanya 15% dari cadanga Tangguh tanpa jaminan pemerintah.
Selama ini rencana pengembangan yang sudah dibuatpun murnih dengan investasi swasta.
“Ukuran reservenya hanya sekitar 15% -nya Tangguh. Kita usulkan untuk mengembangkannya, dengan murni investasi swasta tanpa membebani negara, tanpa cost recovery di downstreamnya,” katanya.
Lukman menambahkan, skema pengembanga bisnis Senoro ini sebenarnya sudah disetujui pemerinta pada 2007 berdasarkan Business to Business approach.
Dalam rencana itu, negara direncanakan mendapatkan penerimaan sekitar US$ 6,4 miliyar pada harga minyak US$ 70 per barel untuk kontrak selama 15 tahu.
“Dimana sebagian (penerimaan) untuk pengembangan daerah. Untuk mencari pendanaan bagi suatu investasi tidaklah mudah saat ini apalagi sebesar US$ 3,4 miliar dan tanpa jaminan pemerintah,” katanya.***

Tidak ada komentar: