Rabu, 08 Juni 2011

Go Green, Memulihkan atau Menghancurkan ?


*Wilianita Selviana

Hampir semua hal kini di hubung-hubungkan dengan masalah lingkungan. Setiap rencana pembangunan, kini mulai berhati-hati dan mulai bicara peduli terhadap kondisi lingkungan. Anehnya hal ini baru giat-giatnya dilakukan saat kondisi lingkungan makin terpuruk.
Slogan Go Green menjadi pilihan paling mujarab saat ini. Banyak orang kini bicara soal Go Green bukan hanya pecinta lingkungan tapi juga para pengambil kebijakan bahkan tak ketinggalan para perusak lingkunganpun membeo dengan slogan ini.
Sulawesi Tengah khususnya Kota Palu juga tak mau tinggal diam dengan upaya pemulihan lingkungan. Program Go Green pemerintah daerah ini mulai dicanangkan dengan Palu Green & Clean. Slogan inipun hangat dibicarakan dalam berbagai kesempatan mulai dari tentang penertiban tata ruang, penertiban sampah hingga perlindungan hutan sebagai daerah tangkapan air yang selama ini menjadi sumber kehidupan.
Fakta ternyata tak seindah slogannya, akibat pembiaran yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Palu selama ini warga Kota Palu kini terancam. Lebih dari 300.000 orang yang tinggal di kota Palu terancam akibat dari meningkatnya kadar merkuri di atmosfir, kontaminasi ke dalam rantai makanan, dan meningkatnya kadar merkuri di dalam air minum. Menurut hasil penelitian yang tidak dipublikasikan oleh Pemkot sendiri, sekitar 18 ton merkuri per tahun jumlah ini menguap terlepas ke atmosfir melalui pembakaran amalgam. Ditambah lagi 102 ton Hg per tahun yang terbawa limbah dan terangkut ke dalam tong-tong sianida di mana materi tercampur dengan bahan kimia kemudian dibuang ke saluran air sebagai senyawa merkuri-sianida yang sangat mudah larut dalam air dan menyebar ke ekosistem.
Hal ini rupanya tak menjadi masalah yang meresahkan bagi Pemkot, karena sepertinya ‘pembiaran’ ini adalah bagian dari skenario untuk memuluskan industri tambang yang sejak sepuluh tahun belakangan terpaksa harus menahan diri untuk mengeruk emas Poboya karena penolakan masyarakat. Kini tak ada lagi yang menjadi penghalang, rencana eksplorasi dan eksploitasi PT. Citra Palu Mineral (Bumi Resources, Tbk) sudah mendapatkan lampu hijau dengan ‘pembiaran’ yang dilakukan oleh Pemkot Palu selama ini atas Poboya.
Memang ironi, ditengah upaya mewujudkan Go Green yang didengung-dengungkan selama ini untuk pemulihan lingkungan ternyata dibaliknya tersembunyi sebuah rencana besar yang akan menghancurkan lingkungan. Entah ada yang terusik atau tidak dengan tulisan ini, hanya saja saya terusik dengan sebuah Baliho besar yang Bertuliskan “Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2011, Hutan Penyangga Kehidupan, Save Green and Clean, Stop! Pemanasan Global (Pemerintah Kota Palu, Badan Lingkungan Hidup & PT. Citra Palu Minerals)”. ***
*Direktur Walhi Sulteng
**Tulisan ini untuk mengingatkan banyak orang yang sedang menikmati Long Weekend bahwa tgl. 5 Juni 2011 adalah Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Tidak ada komentar: