Rabu, 11 Februari 2009

Warga Segel PT Inco

Media Alkhairaat/12/februari/2009

Warga Segel PT Inco
MOROWALI- Sekitar 200 warga yang menamakan diri Aliansi Rakyat Menggugat (ARM) Mendatangi kantor cabang PT Inco di Desa Le-Le Kecamatan Bahodopi Kab Morowali, Selasa (10/02). Massa ARM menuntut dua hal Pertama, mendesak PT Inco menyelasaikan segala sengketa tanah masyarakat di areal Blok Bahodopi dalam bentuk ganti rugi. Mereka juga meminta tanggung jawab DPRD dan pemerintah Morowali untuk terbitkan sertifikat lahan usaha dna pekarangan pada masyarakat Oneput Jaya seluas rencana induk penempatan warga eks transmigrasi.
Dalam aksi itu , massa menyegel fasilitas PT Inco berupa kantor perwakilan di Desa Le-Le Kecamatan Bahodopi dan akses jalan Inco di Desa Oneput Jaya kecamatan Bungku Tengah sejauh 9 Km. Penyegelan dilakukan sampai ada realisasi kesepakatan , antara Pemerintah Morowali , PT Inco dan masyarakat transmigrasi Oneput Jaya .
Namun aksi yang diawali dari Desa Oneput Jaya , jalan ditemui disela unjuk rasa menyatakan penyesalan dengan sikap PT Inco yang tak bersedia menerima pengunjuk rasa menyatakan pasalnya , sebelum aksi dilakukan pihak PT Inco telah diberitahu. Selain itu aksi damai bertujuan menindak lanjuti hasil kesepakatan pertemuan di Soroako 9 september 2008 silam. “ini suratnya No. 150.01/OPJ/1/2009 tanggal 26 januari.
Perihal penyelesaian lahan warga masyarakat Oneput Jaya, “tunjuknya. Sementara itu, korlap aksi kuswandi menambahkan, aksi serupa akan digelar kamis hari ini. Namun sasaran aksi ditujukan ke Kantor DPRD dan Bupati Morowali Bungku. “dikantor Bupati nanti,kami akan melakuklan pendudukan dan jumlah maa yang lebih besar, “ancamnya.
Humas PT.Inco di Morowali yang dihubungi terpisah menepis tudingan jika PT.Inco tak bersedia menerima pengunjuk rasa. “Dikantor perwakilan desa Le-Le ada orang Inco yang lainnya , yakni H.Rahim selain itu kami juga (Inco, red ) ada pertemuan di Sorowako,’ katanya.(Zen)

Selasa, 10 Februari 2009

Rakor Dishut Sulteng, Satukan Persepsi

Media Alkhairaat, 11 februari 2009
Rakor Dishut Sulteng, Satukan Persepsi
Palu- Dinas kehutanan (Dishut) Provinsi Sulawesi Tengah akan menggelar rapat koordinasi (Rakor) pada pekan depan untuk membangun kesepahaman dengan Dishut Kabupaten / Kota. Ditemui diruang kerjanya Selasa kemarin, kepala Dishut Sulteng Nahardi mengatakan , Rakor digelar untuk menyamakan pemahaman bersama tentang keberadaan instansi ini terkait dengan di-namikan kehutanan, sebagai bagian dari pembangunan daerah. Ini adalah bagian lain dari pertemuan yang kami laksanakan selama tiga hari di Jakarta beberapa waktu lalu. Makanya melalui Rakor nanti kita akan samakan presepsi dalam membangun daerah ,’’ kata Nahardi .
Lebih lanjut ia mengatakan, selain menyamakan presepsi anatar dinas kehutanan, dalam kesempatan itu juga akan disosialisasikan tentang Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SLVK) yang dua pekan lalu telah didesiminasikan.
Terkait tentang desiminasi kamarin, kami juga akan melakukan sosialisasi dalm rakor nantinya. Karena sebelumnya banyak instansi yang tidak hadir,’’ ungkap mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Poso ini. Selain itu dalam pertemuan antar pejabat eselon I di jakarta itu, Nahardi telah menjabarkan tentang beberapa hal terkait dengan persoalan pinjam pakai kawasan di Sulteng, seperti jalan yang menghubungkan Kabupaten Buol dan Parigi-Mamboro yang menghubungkan Kota Palu dan Kabupaten Kabupaten Parigi Moutong dan Daerah Sabo di Kabupaten tojo Una-una .
“Alhamdulillah, semua punya pemahaman yang sama, nantinya kan tinggal pengawasan saja. Kita berharap pemda yang meminjam agar tau diri, dan tetap menjaga hasil-hasil kesepakatan awal soal perjanjian pinjam pakai itu,’’ jelas Nahardi.
Dalam kesempatan itu, Sulteng mendapat bantuan satu mobil patroli untuk mendukung pengamanan hutan terutama untuk sektor hulu. Karena menurutnya ,saat ini yang susah di awasi adalah sektor hulu, dimana kayu –kayu bersumber. (Sahril)

Minggu, 08 Februari 2009

Bulog Sulteng Beli Beras Petani

Media Alkhairaat. 9 februari 2009


Bulog Sulteng Beli Beras Petani

PALU-Divisi Regional (Divre) Perum Bulog Sulawesi Tengah saat ini baru berhasil membeli sekitar 500 ton beras produksi petani di daerah itu , kata pejabat berwenang setempat kepala bidang Pelayanan Publik Divre Bulog Sulteng, Tatang Suterna di Palu, Ahad (8/2) menjelaskan , beras sebanyak itu dipasok dari kabupaten Kabupaten Poso dan Morowali , Daerah yang terletak dibagian selatan , seperti diberitakan ANTARA.

Menurut dia , masih seretnya pangadaan beras untuk kebutuhan stok nasional (stoknas) di Sulteng erat kaitannya dengan panen pada petani pada kurun januari hingga memasuki pekan pertama Februari 2009 ini relatif kurang. Dari sejumlah sentra produksi padi di Sulteng , baru Kabupaten Poso dan Morowali yang sekarang panen ,’’ itupun berlangsung didua kabupaten Poso da Morowali belum merata,’’ katanya.

Panen raya musim tanam (MT) tahap pertama di Sulteng diperkirakan baru akan berlangsung Maret-April 2009. Pada saat panen raya berlangsung, Bulog bekerja sama dengan mitra di semua Kabupaten /Kota di Sulteng akan megoptimalkan pembelian beras produksi petani. Pada musim penen (MP) 2009 ini, Perum Bulog Pusat berharap besar Bulog Sulteng bisa mereliasisasi pembelian beras untuk stoknas di daerah itu sebanyak 40 ribu Ton. Sementara Bulog Sulteng menargetkan pembelian beras petani berkisar 36 ribu hingga 38 ribu Ton.

Namun demikian , bukan merupakan harga mati pengadaan tersebut. Meski target sudah tercapai , jika penen masih berlangsung , Bulog tetap akan melakukan kegiatan pembelian melalui mitra kerja .” kita memproriataskan untuk membeli beras produksi petani lokal ,” ujar Sutarna. Pada tehap pertama ini , Sulteng akan mengirim beras ke Gorontalo sebanyak 2.500 Ton, tambahnya . pihaknya juga sedang merintis untuk kemungkinan bisa mengantar –pulaukan beras dari luar, termasuk impor ke Sulteng untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah ini , tapi sekarang sudah waktunya kita mengirim ,’’ kata dia.

Sulteng sangat memungkinkan mengirm beras keluar daerah , sebab setiap tahunnya surplus stok beras dalam jumlah besar , Sutarna mengatakan , Bulog membeli beras petani sesuai dengan standar harga yang ditatapkan Pemerintah. Harga beras sesuai inpres Nomor 8 tahun 2008 sebesar Rp. 4.600/Kg atau naik dibandingkan harga patokan pembelian (HPP) sebelumnya Rp. 4.300?Kg. kenaikan HPP beras juga telah memicu harga beras medium dan kualitas di pasar-pasar tradisional di Palu , Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah kurun dua pekan terakhir ini rata-rata bergerak naik. Harga beras dipasar Masomba , salah satu dari sejumlah pasar tradisional di Palu berkisar Rp. 5.000-Rp -.5.400/Kg.

Jumat, 06 Februari 2009

Harga Kakao Naik Petani Untung

MEDIA ALKHAIRAAT. Kamis /5 /February/2009

Harga Kakao Naik Petani Untung
Palu- komoditi Kakao yang menjadi andalan Sulawesi Tengah , pada bulan januari 2009 ini kembali mengalami peningkatan harga sebesar Rp. 26.800 per kilogramnya.
Dibandingkan tahun sebelumnya harga kakao hanya berkisar antara Rp 20 ribu hingga Rp 22 ribu perkilogramnya . peningkatan tersebut dipicu adanya kenaikan nilai tukar dolar terhadap rupiah yang mencapai Rp 12 ribu. “ harga jual komoditi kakao saat ini merupakan harga jual tertinggi ,sepanjang tahun 2008 hingga 2009, berdasarkan pantauan setiap harinya. Mudah-mudahan saja harga komoditi kakao ini terus mengalami peningkatan .’’ kata Rachmawati . M . Laterai selaku Kepala Seksi Promosi dan Pemasaran , Dinas perkebunan Tingakt I Provinsi Sulawesi Tengah saat ditemui Media Alkhairaat, Rabu (4/2) di kantornya.
Rachmawati menyebutkan , selain dipicu kenaikan harga dolar. Peningkatan harga dolar, peningkatan harga tersebut juga ditunjang kualitas komoditi kakao yang dihasilkan saat ini semakin baik dari tahun sebelumnya. Sementara itu, ketua gabungan Kelompok Tani Desa Semore Kecamatan Gumbasa, Marten yang datang ke Dinas Perkebunan guna melaporkan perkembangan hasil perkebunan kakao di Desa Simore mengatakan hasil panen raya untuk komoditi kakao ditempatnya semakin meningkat , baik dari segi kualitas hingga hasil yang didapatkan setiap paenennya .
‘’ Adanya naiknya harga kakao ini, memeberikan nilai tambah bagi pendapatan para petani ,’’ ujarnya. Dia menambahkan, meski sulit mendapatkan pupuk bersubsidi, membuat petani tetap melakukan membuat petani melakukan perawatan secara sederhana terhadap tanaman kakao. Namun kata Marten, seiring dengan keluarnya Peraturan Menteri Pertanian berdasarkan Kepmen Nomor 42, tentang petunjuk pengaturan penyaluran pupuk urea kepada petani .
Hal ini dilakukan untuk membantu setiap desa yang membentuk Gabungan Kelompok Tani , sehingga lebih mudah mendapat pupuk ,’’ katanya. Dia mengatakan , dengan adanya penyaluran pupuk sebanyak 200 kilogram untuk satu hectare perkebunan, dalam satu tahun petani bisa melakukan panen raya sebanyak dua kali “ bagi petani seperti kami itu semua dorongan untuk berusaha agar hasil panen semakin bagus,’’ tandasnya. (rhia )